Wabup Karangasem Bali Tertarik Belajar Pengelolaan Sampah di Banyuwangi

Jumat, 5 April 2019


BANYUWANGI - Tertarik bagaimana Banyuwangi mengelola sampahnya, Wakil Bupati Karangasem Bali, I Wayan Artha Dipa berkunjung ke Banyuwangi. Tak tanggung-tanggung 8 camat beserta beberapa kepala dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Pemukiman serta beberapa staf turut serta. 

Saat diterima Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko di Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis (4/4/2019), Wabup Karangasem berbagi pengalaman terkait kondisi yang dialami di wilayahnya.

"Lahan milik pemerintah yang mau digunakan untuk Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Karangasem kurang. Tidak seluas di Banyuwangi. Ini jadi salah satu kendala, " kata Wabup Karangasem.

Pihaknya, imbuh Wabup Karangasem, juga terus membangun kesadaran masyarakat agar aware terhadap sampah.

"Kita terus turun ke masyarakat, ke sekolah-sekolah dan organisasi untuk mensosialisasikan pentingnya  pemilahan sampah sebelum dibuang ke TPST. Tapi hasilnya kami rasa masih kurang optimal. Ini yang ingin kami tekankan pada masyarakat. Kami ingin mulai dari yang kecil dulu," tuturnya.

Tak hanya itu, keterlibatan Systemiq yang membantu pengelolaan sampah di Muncar juga menarik perhatian mereka. 

Systemiq adalah organisasi non pemerintah (NGO) dunia yang didanai Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria.  Bekerjasama dengan Pemkab Banyuwangi, mereka menjalankan program pendampingan masyarakat untuk mendorong peningkatan kapasitas warga desa dalam masalah pengelolaan sampah.

 

"Tadi kami juga sudah berkunjung ke Muncar, untuk melihat langsung bagaimana Systemiq mengedukasi  warga. Kini masyarakat sadar, dari rumah, sampah sudah dipilah. Kemudian dibawa ke tempat pengolahan sampah. Yang sampah organik disulap menjadi kompos, dan yang anorganik bisa dijual," tutur Wabup Karangasem. 

Menariknya lagi, lanjut Wabup Karangasem, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ikut membantu mensupport masyarakat dalam membayar iuran kebersihan. 

"Jadi tadi kami tanya, per kepala keluarga semestinya  ditarik Rp 12 ribu. Namun Bumdes membantu mensubsidi masing-masing KK Rp 2 ribu, sehingga mereka hanya membayar Rp 10 ribu, dan itu mereka membayarnya dengan senang hati. Ini menarik sekali,"  ujarnya.

Sementara itu, Wabup Yusuf menyambut baik kedatangan Wabup Karangasem. 

"Masalah sampah ini memang tak ada habisnya. Dan kita pun tak pernah berhenti mencari solusi atas permasalahan ini. Saya rasa dengan kita saling berbagi satu sama lain, problem sampah ini akan terselesaikan," kata Wabup Yusuf.

Rombongan Wabup Karangasem ini khusus belajar permasalahan terkait sampah ini selama tiga hari. Yakni mulai 3 - 5 April 2019. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :