Stafsus Milenial Jokowi, Angkie Yudistia, Ajak Milenial Banyuwangi Kembangkan Sociopreneur

Senin, 16 Desember 2019


BANYUWANGI – Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, berbagi kiat sukses menjadi sociopreneur kepada puluhan milineal Banyuwangi. Angkie menyemangati mereka agar terus mengembangkan bisnis yang memiliki bagi lingkungan sekitarnya.

Sebanyak 70 milenial Banyuwangi terlihat antusias mengikuti acara yang bertajuk #Nongkibarmilenial (nongkrongin ilmu bareng milenial) di Banyuwangi, Senin (16/12/2019). Mereka mengaku penasaran bagaimana Angkie yang seorang tuna rungu ini bisa menjadi seorang sociopreneur dan bahkan kini diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi.

“Saya itu tidak minder meski ada kekurangan. Meski saya tuna rungu, tapi saya memaksa untuk sekolah di jurusan Komunikasi. Sepertinya aneh kan? Tapi saya berusaha mematahkan anggapan itu, ternyata saya bisa. Dan ilmu ini sangat bermanfaat bagi pengembangan diri saya saat menjadi seorang sociopreneur,” kata Angkie saat menjadi narasumber dalam acara #Nongkibarmilenial (nongkrongin ilmu bareng milenial) di Hotel Luminor, Senin (16/12/2019).  

Sociopreneur adalah seorang enterpreneur yang melakukan bisnisnya dengan tujuan memberdayakan lingkungan. Dimana usaha yang dijalankan berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang.

Angkie sendiri membuat Thisable enterprise, sebuah perusahaan yang memberdayakan kelompok disabilitas Indonesia agar memiliki kemampuan dan ketrampilan. Serta menyalurkannya ke dunia kerja, terutama dalam industri ekonomi kreatif.

Di hadapan para peserta, Angkie pun lantas membagikan kiat-kiatnya bisa sukses sebagai sociopreneur. Salah satunya, membangun personal branding yang kuat. Angkie pun mencontohkan dirinya yang konsisten di bidang sociopreneur selama ini.

“Caranya dengan mengenali potensi dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Ini harus kita kembangkan lalu kita “pasarkan”. Contohnya saya membuat buku “Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas” yang bertutur tentang kisah saya yang seorang disabilitas namun berusaha terus mencapai asanya,” ujarnya.

Selanjutnya, kiat yang disarankan Angkie adalah memanfaatkan dan memperluas networking. Menurut dia, relasi ini lebih penting dibanding cuman sekedar modal besar. “Dan jangan lupa riset pasar. Analisa dulu pasarnya seperti apa. Misalnya, habit masyarakatnya bagaimana, dan kemampuan financial nya seperti apa,” terangnya.

Sementara itu, Ny. Dani Azwar Anas yang membuka acara tersebut mengajak semua milenial untuk meneladani apa yang dilakukan oleh seorang Angkie. Menurut dia, apa yang dilakukan Angkie dengan pencapaiannya saat ini adalah kisah yang sangat inspiratif.

“Mbak Angkie ini adalah contoh luar biasa bagi kita semua. Yang menurut kita adalah keterbatasan namun bagi Angkie justru menjadikan dia berkiprah lebih, dan bahkan memotivasi dia membentuk Thisable Enterprise. Teladan yang wajib kita contoh,” kata Dani.

Para undangan yang hadir pun mengaku sangat terinspirasi dengan apa yang disampaikan Angkie. Salah satunya, Wahyu Riyanto (25), seorang tuna daksa – yang  menurut Wahyu mampu membangkitkan semangatnya untuk beriwausaha.

“Apa yang dilakukan ini membuat saya semangat untuk terus mengembangkan bisnis peralatan mendaki gunung. Tidak boleh ada kata minder lagi seperti yang disampaikan Angkie,” kata Wahyu. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :