Pemkot Salatiga Boyong Pejabat dan Kalangan Media Belajar Program Inovasi Banyuwangi

Kamis, 11 Oktober 2018


Banyuwangi – Wakil Walikota Salatiga, Jawa Tengah, Muhammad Haris melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Banyuwangi, Kamis (11/10). Kedatangan Wakil Walikota ini ingin belajar beragam inovasi yang dimiliki daerah. Mulai pelayanan publik, pendidikan, pengentasan kemiskinan, pariwisata hingga promosi daerah.

 

Pada kunjungannya tersebut, Haris membawa rombongan sebanyak 50 orang yang terdiri atas Asisten dan para Kepala Dinas daerah seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pariwisata, Dinas Kominfo hingga Direktur rumah sakit daerah. Juga ikut serta dalam rombongan tersebut sejumlah media yang ada di Salatiga. Rombongan diterima oleh Staf Ahli bidang  dan , Para Kepala SKPD Banyuwangi di Lounge Pelayanan Publik.

 

Dikatakan Wawali Haris, pihaknya telah mendengar berbagai kemajuan dan inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir. Mulai pelayanan publiknya hingga kemajuan pariwisatanya yang mampu mendongkrak perekonomian daerah.

 

“Tujuan utama kami untuk melihat lebih dekat sekaligus menimba ilmu berbagai program inovasi yang ada di Banyuwangi. Kami berharap banyak yang bisa kami terapkan nantinya sepulang dari Banyuwangi,” ujar Haris.

 

Pada momen tersebut para awak media yang ikut serta dalam rombongan juga ikut menyampaikan pertanyaan mulai transformasi image Banyuwangi, even Banyuwangi Festival hingga Promosi Pariwisata.

 

Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Pembangunan Heru Santoso menjelaskan berbagai inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi mulai dibukanya aksesibilitas bandara, transformasi Banyuwangi menjadi kota digital, pelayanan publik, Smart Kampung, even Banyuwangi Festival hingga pertumbuhan wisatawan.

 

“Salah satu kunci keberhasilan program di Banyuwangi adalah adanya sinergi antar SKPD dalam menyelesaikan sebuah masalah. Inilah yang terus ditekankan oleh Bupati Anas pada kami, meskipun awalnya ada masa transisi tapi sekarang semuanya sudah kompak,” katanya.

 

Misalnya program pengentasan kemiskinan tidak hanya dilakukan oleh Dinas Sosial saja tapi juga Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dea (DPM), Dinas Pekerjaan Umum hingga pelaksana di teritorial seperi Camat dan Kepala Desa. “Semuanya bekerja sebagai tim tanpa adanya sekat ego sektoral,” cetus

 

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi M.Y Bramuda juga menjelaskan tentang even Banyuwangi Festival yang dikerjakan oleh Banyuwangi. Berbagai even B-Fest juga dikerjakan melalui kerja tim baik sinergi antar SKPD juga keterlibatan masyarakat, dan pelaku seni budaya daerah.

“Jadi Even B-Fest tidak hanya tanggung jawab Dinas Pariwisata tapi juga Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Bagian-bagian di sekretarian daerah. Semuanya bekerja sama demi kesuksesan sebuah even,” ujar Bramuda.

Bramuda juga mengatakan jika investasi di bidang pariwisata di Banyuwangi dilakukan secara terukur. Misalnya saja pada tahun 2017 lalu, anggaran promosi pariwisata Banyuwangi sebesar Rp. 17 milyar mampu menghasilkan return of investmen (ROI) hingga Rp. 7,7 trilyun atau menyumbangkan PDRB hingga 10,65 persen. Anggaran promosi tersebut tidak hanya dikelola oleh Dinas Pariwisata tapi tersebar di beberapa SKPD.

“Angka ROI tersebut didapatkan dari penghitungan spending money wisatawan selama di Banyuwangi (long stay living) dikalikan jumlah kunjungan wisatawan. Untuk mengukur semua itu kami menggandeng lembaga survei independen yang melakukan evaluasi secara rutin agar pekerjaan kami terukur secara objektif,” terangnya.

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :