Pejabat LAN Belajar Branding Pelayanan Publik ke Banyuwangi

Jumat, 6 Desember 2019


Banyuwangi – Kiprah Banyuwangi dalam mengembangkan pelayanan publik dan berhasil menarik daerah lain untuk datang belajar, menarik perhatian Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI bertandang ke Banyuwangi.

Dipimpin Sekretaris Utama LAN, Reni Suzana, sebanyak 20 pejabat eselon I dan II LAN bertandang ke Banyuwangi untuk sharing strategi marketing di sektor pelayanan publik, Jumat (6/12/2019).

Saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendapa Kabupaten, Reni menyampaikan bahwa pihaknya banyak mendengar berbagai prestasi moncer Banyuwangi, khususnya di sektor pelayanan publik. Dan itu banyak dibuktikan lewat berbagai penghargaan yang kredibel.

“Kami ingin belajar good practise strategi marketing di sektor pelayanan publik. Sekaligus menggali informasi bagaimana Banyuwangi mengelola potensinya menjadi sebuah kemajuan yang berarti bagi masyarakat,” kata Reni.

Reni mengakui bahwa Banyuwangi layak dinilai sebagai daerah yang berhasil memasarkan daerahnya. Banyuwangi dinilainya berhasil mengubah imej daerahnya menjadi positif seiring dengan prestasi yang ditorehkan.   

“Pasti ada strategi marketing jitu yang dilakukan Pak Bupati dan jajarannya. Ini juga yang ingin kami pelajari. Sehingga, sepulang dari sini kami bisa membawa banyak ilmu bagaimana cara mengembangkan inovasi pelayanan publik berdasarkan potensi yang ada. Spirit semacam ini  harus kami serap untuk kami praktekkkan di lingkungan kami,” kata Reni.

Sementara itu, Bupati Anas membeberkan bahwa kunci kesuksesan Banyuwangi dalam membangun Banyuwangi ada tiga hal. Yakni leadership, inovasi, dan marketing.

“Kenapa inovasi itu penting? karena sehebat apapun pemimpinnya, jika tidak ada inovasi maka daerah atau instansi akan gersang tanpa kemajuan. Marketing juga penting, agar produk dan inovasi daerah bisa diterima khalayak luas,” imbuhnya.  

Anas lalu mencontohkan sejumlah inovasi pelayanan publik di Banyuwangi. Di antaranya, program penanganan masalah sosial. Mulai dari Rantang Kasih, pemberian makanan gratis setiap hari kepada warga lansia miskin; Gancang Aron, pengantaran obat dari RSUD ke rumah warga miskin berkolaborasi dengan ojek online, GOJEK; Siswa Asuh Sebaya (SAS); hingga Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

“Kami juga memiliki Mall Pelayanan Publik yang saat ini telah melayani 202 layanan pengurusan dokumen/perijinan lintas sektoral. Mulai dari pengurusan surat yang dikeluarkan pemkab, kepolisian, Kementerian Agama, Badan Pertanahan Nasional, BPJS, Kantor Pajak Pratama, imigrasi, hingga konsltasi masalah pernikahan,” terangnya.

Selain itu, Anas menambahkan hal penting lain yang perlu dilakukan suatu institusi adalah teliti dalam merumuskan isu strategis. Masalah mendasar apa dan target apa yang hendak dituju harus dirumuskan dengan benar-benar.

“Kalau isu strategisnya berbeda dengan protret permasalahannya, maka program tidak akan sustain dan tidak terukur dampaknya. Maka di awal kami menjabat, kami membagi tiga isu strategis yang kami rumuskan yang telah disesuaikan dengan potret permasalahan yakni, wajib, unggulan, dan pendukung. Ini biar memudahkan mengukur dan mencapai target-target pembangunan yang harus kami penuhi,” pungkas Anas. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :