Panglima TNI Ajak Para Ulama Banyuwangi Bela Negara

Rabu, 28 November 2018


 Banyuwangi - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersilaturahmi dengan para kiai di Aula PCNU Banyuwangi, Selasa malam (27/11). Ia mengaku menyempatkan diri untuk bertemu para ulama sebelum menghadiri pembukaan latihan tempur oleh TNI Angkatan Darat, Udara dan Laut di Asembagus.

 

Latihan tempur tersebut, ungkap Hadi Tjahjanto, adalah bagian dari upaya TNI untuk menyiapkan diri menghadapi musuh negara. "Kita berlatih dengan menggunakan beberapa alutsista modern," ungkapnya.

 

Akan tetapi, latihan tempur tersebut diperuntukkan untuk menghadapi musuh dan ancaman negara yang terlihat secara kasat mata. Sedangkan saat ini, banyak musuh negara yang tidak terlihat, namun memberikan ancaman yang luar biasa.

 

"Ada ancaman yang tidak kelihatan. Ancaman ini menyerang pemikiran bangsa Indonesia. Mereka dicekoki dengan pemikiran yang menyesatkan sehingga menjadi ekstrimis dan radikal," terangnya.

 

Untuk itu, Hadi Tjahjanto mengajak para kiai di Banyuwangi untuk ikut serta melawan musuh-musuh negara yang tidak terlihat tersebut. "Mohon kerelaannya para kiai untuk ikut serta melawan hal-hal yang demikian. Penggunaan media sosial yang begitu tinggi, benar-benar menjadi media ampuh untuk menyebarkan pemikiran yang merusak tersebut," pintanya.

 

Hal tersebut disambut antusias oleh para kiai Banyuwangi. Membela NKRI, bagi para kiai, adalah sebuah kewajiban. "NKRI harga mati bagi kami bukanlah sekadar slogan. Tapi, ini merupakan komitmen kami sepenuh hati," ungkap KH. Ali Makki Zaini selaku perwakilan para kiai.

 

Ketua PCNU Banyuwangi itu juga menambahkan, soliditas antara TNI dengan kekuatan sipil memang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan berbangsa dan bernegara saat ini. "Kami ingin, tentara terus memberikan pengayoman dan bimbingan keamanan kepada para Kiai, NU, Banser dan gerakan sipil lain. Sehingga bisa bahu membahu membela NKRI ini," ungkap Kiai Ali Makki.

 

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut, mengapresiasi kehadiran Panglima TNI. 

 

"Ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Di tengah kesibukannya, Pak Panglima menyempatkan hadir dan bertemu dengan para kiai. Ini adalah contoh baik bagi rakyat, bahwa semua elemen bangsa ini masih solid," ungkap Anas.

 

Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Panglima TNI yang memberikan saran terhadap bandara Banyuwangi. Sebagai panglima yang berasal dari korp Angkatan Udara, Marsekal Hadi Tjahjanto memiliki kapasitas untuk memberikan saran-saran tersebut.

 

"Kami berterima kasih Pak Panglima telah berkenan memberikan saran-saran terhadap penerbangan dan bandara Banyuwangi. Ini menjadi masukan berharga bagi kami dalam menyiapkannya sebagai bandara internasional," ungkap Anas. (*)

 

Banyuwangi - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersilaturahmi dengan para kiai di Aula PCNU Banyuwangi, Selasa malam (27/11). Ia mengaku menyempatkan diri untuk bertemu para ulama sebelum menghadiri pembukaan latihan tempur oleh TNI Angkatan Darat, Udara dan Laut di Asembagus.

 

Latihan tempur tersebut, ungkap Hadi Tjahjanto, adalah bagian dari upaya TNI untuk menyiapkan diri menghadapi musuh negara. "Kita berlatih dengan menggunakan beberapa alutsista modern," ungkapnya.

 

Akan tetapi, latihan tempur tersebut diperuntukkan untuk menghadapi musuh dan ancaman negara yang terlihat secara kasat mata. Sedangkan saat ini, banyak musuh negara yang tidak terlihat, namun memberikan ancaman yang luar biasa.

 

"Ada ancaman yang tidak kelihatan. Ancaman ini menyerang pemikiran bangsa Indonesia. Mereka dicekoki dengan pemikiran yang menyesatkan sehingga menjadi ekstrimis dan radikal," terangnya.

 

Untuk itu, Hadi Tjahjanto mengajak para kiai di Banyuwangi untuk ikut serta melawan musuh-musuh negara yang tidak terlihat tersebut. "Mohon kerelaannya para kiai untuk ikut serta melawan hal-hal yang demikian. Penggunaan media sosial yang begitu tinggi, benar-benar menjadi media ampuh untuk menyebarkan pemikiran yang merusak tersebut," pintanya.

 

Hal tersebut disambut antusias oleh para kiai Banyuwangi. Membela NKRI, bagi para kiai, adalah sebuah kewajiban. "NKRI harga mati bagi kami bukanlah sekadar slogan. Tapi, ini merupakan komitmen kami sepenuh hati," ungkap KH. Ali Makki Zaini selaku perwakilan para kiai.

 

Ketua PCNU Banyuwangi itu juga menambahkan, soliditas antara TNI dengan kekuatan sipil memang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan berbangsa dan bernegara saat ini. "Kami ingin, tentara terus memberikan pengayoman dan bimbingan keamanan kepada para Kiai, NU, Banser dan gerakan sipil lain. Sehingga bisa bahu membahu membela NKRI ini," ungkap Kiai Ali Makki.

 

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut, mengapresiasi kehadiran Panglima TNI. 

 

"Ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Di tengah kesibukannya, Pak Panglima menyempatkan hadir dan bertemu dengan para kiai. Ini adalah contoh baik bagi rakyat, bahwa semua elemen bangsa ini masih solid," ungkap Anas.

 

Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Panglima TNI yang memberikan saran terhadap bandara Banyuwangi. Sebagai panglima yang berasal dari korp Angkatan Udara, Marsekal Hadi Tjahjanto memiliki kapasitas untuk memberikan saran-saran tersebut.

 

"Kami berterima kasih Pak Panglima telah berkenan memberikan saran-saran terhadap penerbangan dan bandara Banyuwangi. Ini menjadi masukan berharga bagi kami dalam menyiapkannya sebagai bandara internasional," ungkap Anas. (*)

 

 

   


Berita Terkait

Bagikan Artikel :