Lestarikan Batik, DISPERINDAG Gelar Lomba Desain dan Mewarnai Batik

Senin, 5 Maret 2012


BANYUWANGI – Batik merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang dikagumi berbagai bangsa. UNESCO, lembaga dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawahi masalah kebudayaan, telah menyetujui warisan budaya membatik adalah asli Indonesia dan merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dibudidayakan. Pemerintah pun saat ini menindaklanjuti dengan memberikan dukungan dalam hal perlindungan hak intelektual. Salah satunya melalui upaya Kementrian Perindustrian dan Kementrian Hukum dan HAM dalam mempermudah pematenan produk batik asal Indonesia. Batik Indonesia akan dibuatkan logo di setiap sudutnya, yang menjadi hak paten untuk melindungi setiap produk batik nasional. Sebab batik sebagai komoditas industri yang mendukung industri pariwisata sudah berkembang tidak hanya domestik namun juga global di kawasan Malaysia dan Thailand.

Banyuwangi, sebagaimana hampir di setiap daerah di Indonesia, memiliki seni dan motif batiknya sendiri. Agar batik Banyuwangi lebih dikenal keberadaannya, perlu upaya keras agar salah satu batik khas pesisiran Jawa ini bisa bangkit dan terselamatkan dari kepunahan. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (DISPERINDAGTAM), Ir Hary Cahyo Purnomo,Msi mengatakan sejalan dengan program One Village One Product (OVOP), ternyata di Bumi Blambangan ini  terdapat 34 desain batik khas Banyuwangi. Yang paling menonjol adalah batik Gajah Uling. “Agar batik Banyuwangi bisa dikenal dan diterima masyarakat luas, tidak hanya besarnya kuantitas produksi  yang dibutuhkan, tetapi juga kualitas dan perkembangan desain batik yang dinamis. Karena itu DISPERINDAGTAM menggagas lomba desain  batik dan kerajinan (cinderamata) khas Banyuwangi, “ tandasnya.

Ada dua item pemikiran yang menurut Hary mendasari diadakannya lomba tersebut, yaitu mengenalkan pada siswa-siswa SD sekaligus menjiwai arti penting  batik dengan cara mewarnai batik yang sudah ada. Selain itu juga lomba ini dijadikan sebagai bentuk inovasi, jangan sampai batik stagnan. “Perlu ada variasi dan inovasi terhadap batik Banyuwangi. Jadi perlu ada lomba batik khas Banyuwangi untuk melengkapi batik yang sudah ada,” tambahnya.

Lomba yang diselenggarakan DISPERINDAGTAM terbagi atas lomba mewarnai motif  batik khas Banyuwangi untuk siswa SD, lomba desain batik khas Banyuwangi untuk pelajar dan umum, serta lomba desain kerajinan (cinderamata) khas Banyuwangi untuk pelajar dan umum.Untuk lomba mewarnai motif batik khas Banyuwangi akan diselenggarakan pada 25 Maret mendatang bertepatan dengan pelaksanaan car free day di depan pemkab Banyuwangi. Sedangkan lomba desain batik dan kerajinan khas Banyuwangi, peserta bisa mengirimkan karyanya ke kantor DISPERINDAGTAM Banyuwangi  mulai tanggal 5 Maret – 5 April 2012.

Hasil lomba, menurut Hary,  bisa digunakan para desainer untuk menginspirasi dan memperbaiki warna batik yang ada serta desainnya bisa menyesuaikan kondisi riil saat ini. Target peserta untuk lomba mewarnai motif batik sebanyak 750 orang, sedangkan lomba desain batik dan cinderamata sebanyak 200 orang. Adapun juri berasal dari propinsi, akademisi, pakar batik Banyuwangi, pakar seni lukis Banyuwangi dan budayawan.Pemenang akan diumumkan melalui Gebyar Awarding Pemenang Lomba Desain Batik dan Kerajinan Khas Banyuwangi bersamaan dengan kegiatan Aktualisasi Kesenian Budaya Banyuwangi pada 28 April mendatang. Khusus untuk pemenang lomba desain batik akan maju untuk berkompetisi kembali di Tingkat Propinsi.

Hary berharap Kementrian Hukum dan HAM segera memberi hak paten atas batik Banyuwangi. Dan kepada masyarakat, Hary berharap untuk dapat mendukung karya- karya  seni putra Banyuwangi sehingga memperbanyak khasanah seni budaya. Terkait pariwisata, Hary mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata untuk memberi peluang pada batik Banyuwangi untuk ikut serta dalam barisan  BEC mendatang. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :