Ketua ISSI: Banyuwangi Kota Balap Sepeda di Indonesia

Kamis, 22 Agustus 2019


Banyuwangi –  Masyarakat Banyuwangi selalu antusias dengan gelaran balap sepeda. Tidak hanya menggelar berbagai kompetisi sepeda, namun warga Banyuwangi juga turut menyambut meriah gelaran balap sepeda lain, seperti Tour de Indonesia. Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari pun mengapresiasinya dan menyebut Banyuwangi sebagai kota balap sepeda di Indonesia. 

Tour De Indonesia berlangsung dalam lima etape dengan jarak 825,4 KM yang melalui beberapa kota di Jawa dan Bali. Pada etape keempat ini pebalap dari 20 negara melalui rute sepanjang 147,3 KM dengan start dari kota Jember menuju Paltuding, Gunung Ijen Banyuwangi, Kamis (22/8/2019). 

Etape ini dimenangkan oleh Meikel Eyob, pebalap Trengganu Cycling Malaysia yang sukses menaklukkan tanjakan terberat horse category menuju Gunung Ijen.

Di sepanjang rute masyarakat Banyuwangi antusias menyambut para pebalap. Tidak lupa aneka hiburan seni dan tradisi lokal yang disuguhkan warga menyambut mereka.

“Kami senang animo masyarakat sangat positif menyambut para pebalap. Ini menjadi kekhasan Banyuwangi,” kata Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia Raja Sapta Oktohari.

Di Etape keempat Tour D’Indonesia ini para pebalap harus menaklukkan tanjakan menuju Ijen yang dikenal sangat curam dengan kemiringan 45 derajat. Etape ini juga jadi ajang pembuktian bagi para raja tanjakan untuk menunjukkan keahliannya.

“Tanjakan Ijen ini sudah terkenal jadi level tertinggi dan tersulit di balap sepeda Indonesia yang biasa disebut horse class (HC), track ini bahkan dapat pujian dari tim commisaire. Tentunya ini akan menjadi penilaian positif bagi kompetisi balap sepeda Indonesia di dunia Internasional,” kata Raja Sapta.

Rute menuju Ijen  memang sudah tidak asing lagi bagi sejunlah pebalap manca negara. Mereka sudah banyak menjajal rute ini karena ikut bergabung dalam kompetisi Internasional Tour De Banyuwangi Ijen yang rutin digelar Banyuwangi sejak 2012. Mereka telah menjajal salah satu rute terekstrem di Asia ini. 

“Tidak salah jika kami juga menyebut Banyuwangi sebagai Kota Balap sepeda, Banyuwangi rutin menggelar kompetisi internasional. Dan hampir semua disiplin balap sepeda seperti road dan  BMX ada disini,” imbuh Raja Sapta.

Apresiasi yang sama juga datang dari Jacky Verdenet, President Commissaire Panel Tour d’Indonesia yang juga commisaire UCI (federasi balap sepeda internasional). Jacky sangat terkejut kalau Indonesia punya tanjakan ekstrem yang begitu menantang.

“Saya biasa menangani Tour de France yang menurut saya tanjakannya sudah sulit, tapi ternyata disini lebih berat lagi. Dan yang lebih mengagumkan lagi, sepanjang rute pemandangannya sangat indah. Saya kira pebalap Tour de France harus menjajal rute ini.” ujar Jacky.

Sementara itu pemenang etape keempat Meikel Eyob dari Trengganu Cycling Team Malaysia berhasil menjadi juara pertama di etape keempat ini dengan catatan waktu 4 jam 16 menit. Raja Tanjakan (KOM) dimenangkan oleh Thomas Lebas asal Kinan Cycling Jepang. Thomas merupakan salah satu pemenang International Tour de Banyuwangi Ijen tahun lalu. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :