Kemenparekraf Gelar Gerakan BISA dan Kampanye Pakai Masker di Pantai Pulau Santen Banyuwangi

Sabtu, 5 September 2020


Banyuwangi - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Gerakan Bersih Indah Sehat dan Aman (BISA) dan Gerakan Pakai Masker (GPM) di destinasi Pantai Pulau Santen, Banyuwangi, Sabtu (5/9/2020). Ratusan pelaku wisata dan masyarakat diedukasi pentingnya untuk terus memakai masker dan menjaga kebersihan area wisata.

 

Acara tersebut dihadiri langsung Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf R. Kurleni Ukar, Bupati Abdullah Azwar Anas juga Ketua GPM Sigit Pramono yang terhubung secara virtual. Kegiatan ini juga serentak berlangsung di Malang dan Probolinggo tepatnya di area Gunung Bromo.

 

Kurleni Ukar mengatakan, Gerakan BISA dan GPM merupakan dua program yang digabung sebagai upaya untuk mendorong pemulihan sektor pariwisata dengan mengedepankan protokol kesehatan. Salah satunya dengan gerakan memakai masker.

 

“Program ini merupakan bagian dari kampanye penggunaan masker yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Sekaligus untuk mengedukasi insan pariwisata bahwa di tengah suasana pandemi ini sektor pariwisata tetap bisa bergeliat. Indonesia harus bisa memberi kepercayaan bagi wisatawan. Salah satunya dengan memastikan kebersihan dan hieginitas tempat wisata, juga dipatuhinya penerapan protokol kesehatan. Disiplin memakai masker contohnya,” kata Kurleni Ukar.

 

Banyuwangi sendiri dinilai sebagai contoh daerah yang telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik di sektor pariwisata. Banyuwangi juga melakukan sertifikasi tatanan baru sektor wisata dengan melibatkan ahli kesehatan. Destinasi, hotel, kafe, hingga warung rakyat yang lolos uji protokol kesehatan mendapat semacam ”sertifikat new normal”. Sertifikat ini dievaluasi secara berkala dan bagi yang melanggar mendapat sanksi berupa penutupan usaha.

 

Banyuwangi juga melatih para pemandu wisata untuk memasuki tatanan baru dengan edukasi kesehatan. Para pemandu wisata yang lolos mendapat ”sertifikat new normal”.

 

"Penerapan protokol kesehatan seperti di Banyuwangi harus menjadi budaya baru yang ditumbuhkan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi kebiasaan baru khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Kurleni Ukar.

 

Ketua GPM Sigit Pramono menambahkan industri pariwisata adalah industri yang memiliki multiplier effect besar dan sangat padat karya.

 

“Karena itu industri ini harus tetap menggeliat, caranya para pelaku pariwisata dari pedagang di destinasi wisata, pemilik homestay, hingga pemandu wisata harus menggunakan masker agar para wisatawan confidence untuk datang,” katanya.

 

“Kami mengedukasi masyarakat untuk memakai masker dengan cara yang benar. Terbukti dengan pemakaian yang benar, akan menurunkan risiko tertular dan menularkan COVID-19 hingga 75 persen,” tambah Sigit Pramono.

 

Selain itu, kata dia, bonusnya Indonesia dapat sekaligus melakukan rebranding agar persepsi bangsa lain terhadap Indonesia dalam penanganan pandemi membaik, sehingga Indonesia akan menjadi negara pilihan pertama yang akan dikunjungi investor untuk melakukan transaksi bisnis, termasuk kunjungan wisatawan asing.

 

Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Pariwisata yang telah melakukan kampanye gerakan BISA dan Gerakan Memakai Masker di Banyuwangi. 

 

"Kami memiliki konsep wisata yang harus dipenuhi seluruh pelaku usaha pariwisata daerah. Bahwa pariwisata ke depan, tidak lagi sekedar menyajikan leisure, namun ke depan itu konsep wisatanya aman, bersih, dan sehat seperti yang dipandukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Harapannya, agar siapapun yang berwisata ke Banyuwangi bisa merasa aman dan nyaman," jelasnya. 

Dalam acara tersebut juga diserahkan bantuan peralatan pendukung wisata yang bersih, sehat, aman, dan nyaman. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :