Geber 341 Inovasi, Banyuwangi Raih Kabupaten Terinovatif dari Mendagri

Sabtu, 8 Desember 2018


 

JAKARTA - Program-program inovatif yang digagas Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan sebagai “Kabupaten Terinovatif” dalam kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2018. Tak tanggung-tanggung, kabupaten di ujung timur Jawa ini meraih nilai tertinggi dari 10 nominator.

 

Penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut diserahkan langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Jumat malam (7/12). 

 

“Alhamdulillah, Banyuwangi kembali mendapatkan penghargaan bergengsi nasional. Tentu bukan pialanya yang perlu kita banggakan, namun ini membuktikan kerja kolaboratif semua lini di berbagai sektor berhasil membawa Banyuwangi menjadi salah satu daerah terbaik nasional," kata Anas.

 

Inovasi daerah yang menjadi penilaian di antaranya tata kelola pemerintahan daerah, inovasi pelayanan publik, dan inovasi lainnya yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

 

Ada tiga hal utama dalam melakukan penilaian innovative government award. Yaitu, aspek kuantitas, aspek kualitas, dan aspek manfaat yang ketiganya didasarkan pada sejumlah kategori inovasi daerah.

 

Banyuwangi sendiri, kata Anas, memiliki total 341 inovasi. Mulai inovasi bidang pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, sosial, hingga lingkungan.

 

"Semua inovasi ini kami gagas untuk memudahkan pelayanan publik yang ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi warga. Dan kami bersyukur, bahwa ratusan inovasi yang kami geber selama ini mendapat poin tertinggi dari tim penilai,” kata Anas.

 

Tim penilai inovasi daerah ini sendiri terdiri aras perwakilan Kemendagri, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), Kementerian Kominukasi dan Informatika (Kemenkominfo), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Administrasi Negara (LAN), serta unsur akademisi.

 

Anas kemudian mencontohkan sejumlah inovasi yang dilakukan Banyuwangi. Misalnya, di bidang pelayanan publik,  Banyuwangi telah mengembangkan program Smart Kampung yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI).

 

”Smart Kampung telah menajdi kendaraan untuk mengerakkan ekonomi desa sekaligus untuk memberdayakan warga desa. Kami juga ada Mal Pelayanan Publik pertama yang dibuat kabupaten di Tanah Air. Mal in telah mengintegrasikan 200 lebih layanan kependudukan dan perizinan dalam satu tempat," kata Anas.

 

Di bidang kesehatan, ada program jemput bola perawatan bagi warga miskin yang sakit, laskar penjaja sayur yang memburu ibu hamil berisiko tinggi. Juga ada program pemberian makanan bergizi gratis setiap hari kepada lansia miskin sebatangkara yang diberi nama “Rantang Kasih”.

 

Pada bidang pendidikan ada Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh), program Banyuwangi mengajar, Beasiswa Banyuwangi Cerdas, pemberian uang saku dan uang transportasi bagi pelajar dari keluarga kurang mampu.

 

 

“Alhamdulillah, semua inovasi yang kami kerjakan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Data-data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan rapor yang baik atas kinerja pembangunan Banyuwangi,” pungkasnya. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :