DPRD Kabupaten Mentawai Tertarik Cara Banyuwangi Tangani Pendidikan

Sabtu, 17 Februari 2018


BANYUWANGI – Langkah Kabupaten Banyuwangi yang menggandeng berbagai universitas untuk bekerjasama, termasuk mendirikan perguruan tinggi negeri mengundang ketertarikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat  untuk belajar ke Banyuwangi, Kamis (15/2).

“Kami ingin belajar dari Banyuwangi tentang mekanisme dan tata kelola perguruan tinggi dengan pemerintah daerah. Termasuk kebijakan lainnya terkait dunia pendidikan,” kata Ketua Komisi  B DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kristinus, saat ditemui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono di Kantor Pemkab Banyuwangi. Kristinus didampingi para anggota rombongannya yang berjumlah 13 orang.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan, Banyuwangi menggagas ide agar generasi mudanya mendapat perhatian penuh.

 “Kami punya program Banyuwangi Cerdas dimana anak-anak yang pandai tapi tidak mampu, mendapatkan beasiswa untuk bersekolah hingga lulus. Perguruan tinggi yang bekerjasama dengan kami juga perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti Unair, UGM, Unibraw dan UNEJ,” kata Sulihtiyono.

Bahkan, lanjutnya, pemkab juga menganggarkan hingga Rp 15 miliar untuk program ini. Dan apabila mereka telah lulus, pemkab menempatkan mereka dalam program Banyuwangi Mengajar. Mereka ditugaskan mengajar di daerah-daerah terpencil di Banyuwangi dan digaji sebesar Rp 2 juta per bulannya.

Selain itu, imbuh Sulihtiyono, ada pula program Garda Ampuh. Garda Ampuh singkatan dari Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah. Program tersebut dikhususkan untuk memburu anak-anak putus sekolah yang ditempatkan di masing-masing kecamatan. Ada juga program Siswa Asuh Sebaya (SAS) dimana anak-anak sekolah menyisihkan uang jajannya sehari-hari untuk membantu kawannya yang kurang mampu.

Kebijakan Pemkab Banyuwangi yang bekerjasama dengan universitas negeri juga mendapat acungan jempol dari Kabupaten Mentawai. Misalnya kerjasama dengan Unair Surabaya dengan cara membuka kampus Unair di Banyuwangi, membangun Sekolah Pilot Negeri dan membuat sekolah Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi).

“Ini ide cerdas yang luar biasa dan kami ingin adopsi. Sebab di tempat kami ada akademi komunitas yang memungkinkan untuk bekerjasama semacam ini,” tutur Kristinus.

Selain itu, Kristinus juga mengaku yang paling menarik adalah penanganan anak tidak mampu. “Kami sebelumnya tidak pernah terpikir sampai kesitu. Ini akan menjadi inspirasi bagi kami,” pungkasnya. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :