Dispertanhutbun Optimis Banyuwangi Tetap Jadi Andalan Lumbung Padi Jatim

Sabtu, 9 Juni 2012


BANYUWANGI – Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Dispertanhutbun) Kabupaten Banyuwangi Ir. Ikrori Hudanto mengatakan Banyuwangi optimis mampu mempertahankan prestasinya sebagai lumbung padi andalan Propinsi Jawa Timur. Meski produksi padi tahun 2011 lalu angkanya turun dibanding tahun sebelumnya, Banyuwangi tetap menjadi penghasil padi paling produktif kedua di Jatim.

Dijelaskan Ikrori, optimisme tersebut karena melihat produksi subround Januari – April yang mencapai  327 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) setara sekitar 207 ribu ton beras. “Melihat iklim dan kondisi lingkungan yang bersahabat tahun ini, kami optimis target pemkab tahun 2012 sekitar 833 ribu ton terpenuhi pada tahun ini,” ujarnya optimis.

Pada tahun 2011 lalu, produksi padi Kabupaten Banyuwangi mencapai 761.300 ton dengan luasan lahan panen sebesar 116.728 Ha. Angka produksi ini mengalami penurunan dari tahun 2010 lalu yang sebesar 833.913 ton. Sementara produktivitasnya pada tahun 2011 mencapai 65,22 Kw/ha, jauh di atas angka produktivitas Jawa timur yang hanya sebesar 54,89.

Menurut Ikrori, penurunan produksi padi disebabkan endemi hama wereng yang melanda wilayah Banyuwangi pada pertengahan tahun. Luasan lahan sawah yang terserang wereng mencapai 13 persen yang banyak terjadi seperti di daerah Rogojampi, Kabat, dan Singojuruh. “Selain musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan produksi padi kita turun,” jelas mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM ini.

Untuk itu, kata Ikrori, berbagai upaya terus dilakukan untuk meingkatkan produksi padi petani. Diantaranya dengan cara terus memperbaiki seluruh saluran irigasi yang ada. Jaringan yang dibangun antara lain jaringan irigasi tingkat usaha tani (jitus) dan jaringan irigai tingkat desa (jides).  

Dispertanhutbun juga mengintensifkan Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu dan Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu. “Para petani kita minta untuk terus memantau kondisi lahan pertaniannya. Sehingga bila ada gejala serangan hama bisa kita antisipasi sebelum meluas,” tutur Ikrori.

Selain di atas, guna menggenjot produktivitas padi juga dilakukan pemakaian teknologi untuk pasca panen. Yakni penggunaan alat power threser, alat pertanian yang digunakan untuk merontokkan biji padi dengan cepat dan mudah, serta penggunaan traktor untuk membajak sawah. (HUMAS PROTOKOL)

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :