Diikuti Ratusan Pelari, Bupati Azwar Anas Lepas Banyuwangi Ijen Green Run

Minggu, 21 Juli 2019


BANYUWANGI – Sebanyak 560 pelari meramaikan Banyuwangi Ijen Green Run yang melintasi lereng Gunung Ijen, Banyuwangi, Minggu (21/7/2019). Kompetisi lari ini dibuka langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. 

Lomba lari ini diikuti oleh peserta manca negara dan dari berbagai kota di Indonesia. Tercatat ada peserta dari Kenya yang merupakan salah satu negara penghasil pelari di dunia, Prancis, dan Belanda. Ada pula yang datang dari Makasar, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, hingga Surabaya.  

"Diikuti pelari dari 12 negara. Pesertanya juga 50 persen lebih dari luar Banyuwangi. Berlari menyusuri Ijen memang pengalaman yang menyenangkan," kata Bupati Anas saat melepas peserta. 

Kategori pertama yang dilepas adalah Marathon 42K, lalu half marathon 22K, dan terakhir 9K. 

"Selamat berlari, kalian tidak hanya berlari tapi juga menyusuri kawasan Ijen Banyuwangi yang sejuk ini. Nikmati hiburan kssenian lokal dan pemandangan hijau yang kami sediakan di sepanjang rute," kata Anas, kepada pelari sebelum pengangkatan bendera start. 

Para pelari ini mengambil garis start dari Taman Gandrung Terakota (TGT) di kawasan Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Banyuwangi. 

Taman terakota ini berdiri di atas hamparan sawah produktif seluas tiga hektare di lereng Gunung Ijen. Terdapat ratusan patung gandrung dari gerabah (terakota) yang diletakkan di sawah tanpa mengubah fungsi sawah. Di kawasan tersebut terdapat amphiteater dan sebuah panggung dari bambu yang menjadi pentas bagi penari. 

Setiap bulan, di taman ini digelar Festival Lembah Ijen yang menampilkan sendratari Meras Gandrung, yang menceritakan prosesi penari untuk menjadi seorang Gandrung profesional, yang tidak hanya menari namun juga piawai menjadi sinden. 

"Kompetisi lari ini kami kemas dalam sebuah event sport tourism. Para pelari tidak hanya berlari, namun mereka akan berorlahraga sembari menikmati keindahan alam Taman Wisata Alam Gunung Ijen," kata Anas.  

Para peserta menyusuri jalur yang melalui cukup menantang, mulai dari tanjakan, turunan yang curam sampai menyeberangi sungai. Rute yang dilalui juga melewati pemukiman warga desa. 

Beberapa warga bahkan menyambut para pelari dengan menghidangkan aneka camilan tradisional seperti pisang rebus, ubi, dan kacang rebus. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :