Delapan Lembaga Belajar Spirit Inovasi ke Banyuwangi

Jumat, 13 Desember 2019


Banyuwangi – Keberhasilan Banyuwangi dalam mengembangkan pelayanan publik menarik perhatian berbagai pihak untuk belajar ke daerah ini. Sedikitnya ada 8 pimpinan daerah dan lembaga yang menyerbu Banyuwangi dalam dua hari ini, Kamis - Jumat (12-13/12/2019). 

Ke delapan pimpinan daerah/lembaga tersebut adalah Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib Ismail Bin Yahya; Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur, Bahrussam Yunus; Ketua Pengadilan Agama Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

Lalu ada Kepala Bagian Tata Laksana Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kemenag RI, Donna Aprillida; Plt. Bupati Kudus Provinsi Jawa Tengah, Hartopo; serta Kepala Bidang Penindakan BPOM Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan, Mahdalena. Hadir juga Pemkab Buleleng Bali, dan Pemkab Cianjur, Jawa Barat.

Secara blak-blakan mereka mengaku ingin sharing berbagai inovasi Banyuwangi, khususnya praktik pelayanan publik. 

“Kedatangan kami ini untuk studi tiru berbagai inovasi Banyuwangi. Kami ingin belajar bagaimana cara Banyuwangi menggerakkan warga dan jajarannya terus berinovasi yang akhirnya meningkatkan kemakmuran daerahnya,” kata Wakil Gubernur Kalimantan tengah, Habib Ismail Bin Yahya.

Plt. Bupati Kudus, Hartopo juga mengungkapkan hal yang senada. Dia mengaku ingin meningkatkan pelayanan publik di daerahnya. Untuk itulah, dia berkunjung ke Banyuwangi yang dinilainya selangkah lebih maju di bidang pelayanan publik dibandingkan Kudus.

“Banyuwangi sudah sangat viral.  Kami banyak mendengar tentang good practice pelayanan publik di Banyuwangi. Makanya, kami ingin mengadopsi pelayanan publiknya, khususnya Mall Pelayanan Publik,” kata Hartopo.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala Bagian Tata Laksana Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kemenag RI, Donna Aprillida. Dikatakan Donna, Kemenag merupakan organisasi besar yang melayani banyak pelayanan. Untuk itulah, pihaknya terus menggali masukan dan belajar ke berbagai pihak untuk meningkatkan pelayanan tersebut.

“Kami ingin belajar bagaimana Pak Bupati menggerakkan jajaran dan masyarakatnya sehingga mereka mau bergotong royong meningkatkan pelayanan publik. Semoga apa yang kami dapatkan dari sini bisa menjadi bekal membuat perubahan di tempat kami,” ujar Donna.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik maksud kunjungan mereka. Anas menjelaskan bahwa Banyuwangi selalu ingin mengedepankan pelayanan publik. Salah satunya dengan membuat Mal Pelayanan Publik, mal yang mengintegrasikan 202 pengurusan dokumen kependudukan dan perijinan lintas sektoral. Terintegrasinya berbagai layanan ini, kata Anas, digagas untuk mendorong layanan yang bersih, transparan, dan akuntabel.

“Kami bersyukur, upaya kami  membuat  Mal Pelayanan Publik telah mampu meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah kepada warganya. Tentunya ke depan berbagai fasilitas juga akan kami tambah, sehingga masyarakat semakin nyaman dan dimudahkan,”tutur Anas.

Mall PP Banyuwangi saat ini telah melayani 202 layanan pengurusan dokumen/perijinan lintas sektoral. Mulai dari pengurusan surat yang dikeluarkan pemkab, kepolisian, Kementerian Agama, Badan Pertanahan Nasional, BPJS, Kantor Pajak Pratama, hingga imigrasi.

Layanan ini bahkan menyediakan ruang untuk konsultasi masalah pernikahan dan keluarga yang disediakan oleh Kementerian Agama. Selain itu juga ada layanan terpadu bagi mereka yang akan bekerja di luar negeri. 

“Agar semakin dekat kepada rakyat, kami juga membuka pasar pelayanan publik di areal pasar tradisional Kecamatan Genteng dan Rogojampi,” kata Anas.  

"Dengan adanya Pasar Pelayanan Publik di Genteng dan Rogojampi ini, mereka cukup datang ke sini. Tidak perlu jauh-jauh dan buang waktu ke kota. Ini adalah cara kami untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat,” terang Anas.

Selain Mall PP, lanjut Anas, Banyuwangi juga memiliki banyak inovasi pelayanan publik yang lain. Diantaranya, program penanganan masalah sosial. 

"Mulai dari Rantang Kasih, pemberian makanan gratis setiap hari kepada warga lansia miskin; Gancang Aron, pengantaran obat dari RSUD ke rumah warga miskin berkolaborasi dengan ojek online, GOJEK; Siswa Asuh Sebaya (SAS); hingga Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh)," pungkas Anas. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :