Banyuwangi Targetkan Jadi Kabupaten Sehat

Selasa, 3 September 2019


Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi lolos verifikasi dokumen dalam penilaian Kabupaten Sehat dan melaju ke tahap verifikasi lapangan. Tim verifikasi nasional pun melakukan tinjau lapang langsung ke Banyuwangi untuk melakukan penilaian. 

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan bahwa pada tahun ini Banyuwangi mentargetkan meraih Kabupaten Sehat kategori Swasti Sabha Wistara. Ini merupakan penghargaan tertinggi dalam penilaian kabupaten sehat yang meliputi enam komponen tatanan. 

Komponen tersebut meliputi kawasan pemukiman dan sarpras sehat; kawasan sarana lalu lintas yang tertib, pelayanan transportasi; kawasan industri dan perkantoran sehat; kawasan pariwisata sehat. Lalu ketahanan pangan dan gizi serta kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.

“Tujuan Banyuwangi menjadi Kabupaten Sehat mutlak diperlukan karena memberikan output berupa kesehatan masyarakat yang semakin baik dan meningkat. Kalau masyarakatnya sehat, akan berpengaruh pada perkembangan daerahnya,” kata Wabup Yusuf saat bertemu tim verifikasi nasional di Banyuwangi, Selasa (3/9/2019).  

Yusuf menjelaskan bahwa kesehatan merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah bersama dengan sektor pendidikan. Untuk itu, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan warganya dengan melibatkan banyak stake holder.  

Inovasi-inovasi di bidang kesehatan terus dikembangkan oleh kabupaten di ujung timur Jawa ini ini, antara lain layanan jemput bola warga miskin oleh puskesmas. Program ini, kata Yusuf, dilakukan dengan menggerakkan banyak pihak mulai dari puskesmas, aparat desa, hingga warga yang diminta untuk aktif memantau tetangganya yang membutuhkan penanganan kesehatan.

“Juga ada Forum Banyuwangi Sehat yang terdiri dari banyak stake holder yang mendampingi kami untuk mewujudkan Banyuwangi sebagai Kabupaten Sehat. Perubahan lingkungan juga kami lakukan dengan membuat ruang terbuka hijau di banyak kecamatan. Fungsinya tidak hanya mempercantik wajah daerah, namun juga sebagai pusat warga berkumpul dan beraktivitas bersama,” lanjut Yusuf.

Tak hanya itu, Banyuwangi juga menggelar festival yang di dalamnya ada pesan promotif budaya sehat. Seperti Festival Toilet Bersih, Festival Kali Bersih, Creative Recycled Festival.

“Promosi sehat ini bila dikemas dengan cara yang kreatif justru akan lebih mudah ditangkap oleh warga. Kami gelar lomba toilet bersih, kami edukasi siswa untuk meminimalisir produksi plastik lewat festival daur ulang kreatif. Bahkan, kini pemkab bersama babinsa telah bertekad untuk melakukan upaya memerangi sampah plastik dengan menyisir sungai membersihkan sampah-sampah anorganik, sembari sosialisasi tentang pengurangan sampah plastik,” kata Yusuf.

Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono bahwa pada 2015 Banyuwangi memperoleh predikat Swasti Sabha Padapa dengan dua komponen tatanan. Tahun 2017 meraih Swasti Sabha Wiwera dengan empat tatanan.

“Mudah-mudahan di tahun 2019 ini kita bisa meraih penghargaan Swasti Sabha Wistara dengan memenuhi enam tatanan dimaksud. Apalagi, Banyuwangi saat ini telah 100 persen ODF,” ungkap dr. Rio, panggilan akrabnya.

Ketua tim penilai, Deky Virandola dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan bahwa kedatangannya ini sebagai tindak lanjut bedah dokumen yang telah dikirimkan Banyuwangi Maret 2019 lalu, sebagai kabupaten yang masuk nominasi penghargaan kota sehat 2019.

“Kami ke sini untuk verfikasi lapangan atau menyamakan apa yang telah diajukan Banyuwangi. Secara umum, saya mengapresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan Banyuwangi dengan cara-caranya yang kreatif. Bahkan lewat pariwisata, kabupaten ini menggerakkan warganya memiliki budaya sehat” kata Deky. 

Tim verifikasi ini berada di Banyuwangi selama dua hari untuk melihat sejumlah titik yang menjadi obyek penilaian mereka. Titik tersebut antara lain, Bank Sampah Banyuwangi, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sritanjung, industri semen, destinasi pariwisata Taman Gandrung Terakota, dan sejumlah sekolah dan tempat pelayanan publik.

“Kami juga meninjau kelompok tani Sirtanio di Kecamatan Singojuruh yang berhasil melakukan ekspor beras organik ke Italia. Sejauh ini, hasil tinjau lapang sangat memuaskan, lebih bagus dari dokumen yang dikirim,” pungkas Deky. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :