BANYUWANGI MASIH JADI LUMBUNG PRODUKSI PADI JATIM

Selasa, 27 April 2010


  Banyuwangi-(26/4).  Sampai saat ini Banyuwangi masih sebagai daerah lumbung padi di Jawa Timur,  potensi tersebut berada di wongsorejo sampai kalibaru dan pesanggaran. Menurut Ir.Ede Hidayat,MM Kepala Dinas Pertanian,Kehutanan dan Peternakan, ketikan mengikiuti acara interaktif  GESAH KOPI ANGET disalah satu radio swasta menjelaskan, Banyuwangi mempunyai  3 komoditas unggulan yakni Padi, kedelai dan Jagung, yang mempu menopang perekonomian sampai saat ini.

Tanaman Padi tersebar di daerah mataraman , yaitu daerah selatan wilayah Banyuwangi,dengan  pola tanam padi,padi, polowijo,  atau padi polowijo padi. Untuk daerah barat seperti songgon, singojuruh, rogojampi dan kabat adalah daerah yang menerapkan pola tanam,  padi,padi, padi sedang daerah wongsorejo yang sebelumnya mempunyai iklim cukup ekstrim merupakan daerah produksi jagung.Namun sekarang tidak lagi ekstrim karena telah ada pompa air untuk sarana pengairan sehingga masyarakat wongsorejo dapat mengembangkan tanaman lain seperti ,lombok, polowijo dan brambang.

Perkembangan produksi padi Banyuwangi masih mampu memenuhi target peningkatan  produksi di Jawa timur sebesar 5 persen,   produkstifitas ketiga komoditas tersebut masih cukup tinggi terlebih produksi kedelai dan jagung, untuk kedelai  peningkatannya menempati  urutn pertama di  Jatim, sedang padi juga  ada perubahan peningkatan mencapai 6-7 ton per ha , walau ada juga beberapa kecamatan  yang produksinya masih dibawahnya, hal ini akan menjadi perhatian dinas Pertanian, kehutanan dan Peternakan agar dimasa mendatang produksinya bisa meningkat.

Terkait dengan hama tanaman, menurut Ade Hidayat, hama tanaman setiap tahun pasti ada dan upaya pemerintah bersama masyarakat terus dilakukan dan ditingkatkan baik dalam melakukan pemberantasan hama secara masal , perorangan  maupun kegiatan lain yagng dilakukan oleh PPL.

Dinas Pertanian, Kehutanan Dan peternakan  bersama masyarakat petani ,selalu mencari formula2 yang efektif untuk memerangi hama, terutama untuk daerah yang memproduksi padi secara terus menerus. Dicontohkan Ade,  diSingojuruh dibuat kesepakatan , dalam bentuk penaman  yang dilakukan secara serentak.  Kesepakatan ini bertujuan untuk  mengurangi hama.karena akan memutus mata rantai siklus munculnya hama.

            Tetang adanya isue kelangkaan pupuk Ade menepisnya, karena selama musim tanam kali ini tidak ada kelangkaan pupuk, karena  para distributor selalu mendapat pengawasan dari KP3. Sehingga sampai saat ini tidak lagi terjadi kelangkaan pupuk karena telah berjalan sesuai dengan perencanaaan yang telah disusun. Dan harga tetap terkendali karena jika ada pedagang atau distributor yang menaikkan harga pupuk akan langsung mendapat tegoran maupun sanksi. (Humas)

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :