Banyuwangi Kini Miliki Dermaga Yacth Internasional

Sabtu, 26 September 2020


 

Banyuwangi - Banyuwangi kini memiliki dermaga yatch internasional di kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi. Fasilitas dan destinasi wisata baru ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan terutama wisatawan asing kelas menengah atas.

Banyuwangi International Yatch Club (BIYC) diresmikan oleh Direktur Utama Pelindo III Saefudin Noer, Jumat malam (25/9/2020). BIYC berada di kawasan Pantai Marina Boom. Kawasan tersebut merupakan aset milik PT Pelindo III yang dikelola anak perusahan PT Pelindo Properti Indonesia.

Menurut Saefudin Noer, Pelindo III memiliki konsep Butterfly Cruise Port yang akan menunjang kunjungan wisatawan di Indonesia. Untuk itu, fasilitas yatch club di Banyuwangi akan melengkapi beberapa dermaga yatch yang sudah di bangun di beberapa tempat. 

"Konsep Butterfly Cruise Port kita galakkan saat ini. Tentunya kunjungan para pemilik yatch yang ke beberapa dermaga yang sudah kita siapkan nantinya akan mampir juga di Banyuwangi. Konsep ini bentuknya seperti kupu-kupu yang hinggap di beberapa tempat. Salah satunya adalah Banyuwangi," ujarnya. 

"Dalam setahun ada sekitar 160 kapal pesiar yang singgah di Indonesia. Nanti yang akan dipilih adalah Banyuwangi," katanya. 

Saat ini, Yacht club tersebut juga dilengkapi dengan atraksi wisata bahari Kapal Magia II. Kapal Magia II merupakan kapal Luxury dengan empat deck yang  menawarkan pengalaman baru untuk menikmati liburan. Di kapal pesiar ini wisatawan bisa menginap di kamar layaknya kamar hotel dengan pemandangan laut.

Direktur Utama PT Pelindo Properti Indonesia (PT PPI) Edward Danner P Napitupulu mengatakan, fasilitas BIYC dapat menampung sebanyak 8 unit kapal yacth berbagai ukuran dari panjang 25 feet hingga 35 feet. Dermaga ini memiliki luas sekitar 5000 meter persegi. 

"Kami dengan pemerintah Banyuwangi sepakat untuk mengubah wajah Pantai Marina Boom dari semula pelabuhan tradisional menjadi pelabuhan khusus pariwisata. Sementara luas kawasan ini sebanyak 44 hektar. Sisanya akan dikerjasamakan lagi," ujarnya. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan ini merupakan ikhtiar daerah membuka jalur baru datangnya wisatawan dari jalur laut.

Dibukanya BIYC, kata dia, merupakan peluang bagi Banyuwangi untuk menyasar wisatawan segmen tertentu. Sebab pemilik yatch tersebar di beberapa negara di Eropa maupun Australia. 

"Kita tahu, para pemilik yatch ini merupakan wisatawan kelas menengah atas. Fasilitas ini tentu menjadi jaminan bagi mereka bahwa dengan berlayar ke Banyuwangi mereka bisa berwisata sekaligus menyalurkan hobi berlayarnya," kata Bramuda.

Sementara itu, pemilik BIYC, Lizza Lundin mengatakan, yatch club di Banyuwangi ini memiliki fasilitas perbaikan dan perawatan kapal yatch. Para pemilik kapal yatch bisa bersantai dan bersandar di Banyuwangi sambil menikmati destinasi wisata unggulan sepeti kawah Ijen, Alas Purwo dan berbagai destinasi wisata lainnya. 

Selain itu, pihaknya juga menyediakan layanan untuk pendukung untuk kebutuhan selama berlayar. Pemilik kapal bisa mengisi persediaan air bersih, makanan bahkan listrik untuk kebutuhan kapalnya.

"Nantinya, para pemilik kapal bisa bersantai atau berlibur di Banyuwangi. Selama itu, mereka juga bisa memperbaiki atau meningkatkan performa kapal mereka," ungkapnya. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :