Bandara Banyuwangi Ditargetkan Bisa Layani Rute Internasional Mulai 2019

Jumat, 16 Februari 2018


 

BANYUWANGI – Bandara Banyuwangi diharapkan bisa melayani rute internasional pada 2019 agar bisa lebih cepat dalam menggaet wisatawan mancanegara.

 

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pemerintah pusat terus mendorong Banyuwangi mengembangkan pariwisata. Daerah berjuluk The Sunrise of Java itu memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah.

 

”Nah untuk menjadi destinasi internasional kita harus membuka penerbangan internasional,” kata Menpar di sela-sela seremoni penerbangan perdana rute Jakarta- Banyuwangi oleh Citilink, Kamis (15/2).

 

Arief menilai capaian Banyuwangi dalam menggaet wisatawan cukup baik. Untuk wisatawan domestik ke Banyuwangi, sebanyak 497.000 wisatawan pada 2010 melonjak menjadi 4,01 juta orang pada 2016. Adapun wisatawan mancanegara (wisman) naik dari 5.205 (2010) menjadi 91.000 wisman (2017) dengan pendapatan devisa  Rp 546 miliar.

 

”Sudah sangat oke, hampir 100.000 wisman setahun. Itu luar biasa untuk daerah yang baru berbenah wisatanya. Di Sumatera belum ada sebesar itu, kecuali Riau. Dari sini kita lihat ada peluang besar bikin rute internasional agar makin banyak wisman yang datang,” kata Arief.

 

Menurut Arief, negara yang berpotensi untuk dibuka akses langsungnya adalah Australia, Malaysia, dan Singapura.

 

Banyuwangi, sambung Arief, juga memiliki momentum sangat baik untuk menjadi bandara internasional. Terutama pada Oktober 2018 mendatang saat ada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, di mana ada ribuan delegasi dari seluruh dunia hadir. Sebagian delegasi akan mendarat dan parkir pesawat di Bandara Banyuwangi.

 

”Itu momentum luar biasa. Banyuwangi sudah siapkan paket-paket wisata, kementerian mendukung penuh,” ujar Arief.

 

Dirut PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Banyuwangi, M. Awaluddin, mengatakan, pihaknya telah menjajaki kerja sama dengan maskapai internasional. Salah satunya Jetstar, maskapai asal Australia.

 

”Jetstar sudah kajian, bahkan survei sendiri ke lapangan. Saya kaget. Mereka tertarik, meminta tambah beberapa fasilitas yang diperlukan sebagai bandara internasional, seperti counter imigrasi,” jelasnya.

 

Guna menjadi bandara internasional, Angkasa Pura II menginvestasikan dana Rp 400 miliar antara lain untuk memperpanjang runway dan perluasan apron.

 

“Awalnya hitungan kita Rp 300 miliar, tapi melihat prospek Banyuwangi kami tambah jadi Rp 400 miliar. Nanti 2019 runway-nya diperpanjang lagi 2.800 meter dan lebarnya dari 30 meter menjadi 45 meter,” ujar Awaluddin.

 

Bupati Banyuwangi Azwar Anas menambahkan, pihaknya akan memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan rute internasional itu. ”Kita akan kebut banyak hal, karena aksesibilitas ini kunci memajukan pariwisata yang sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :