ASN Banyuwangi Difasilitasi Jepang Belajar Pembangunan Wisata

Selasa, 20 Februari 2018


 

BANYUWANGI - Pemerintah Jepang memfasilitasi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Banyuwangi untuk belajar pengembangan wisata Negara Sakura tersebut. ASN Banyuwangi dibiayai dan difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Jepang untuk langsung mendatangi negara tersebut. Kunjungan akan dilaksanakan 20-27 Februari 2018.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kesempatan itu akan dimanfaatkan oleh ASN yang ditugaskan untuk menggali strategi Jepang terutama dalam membangun industri pariwisatanya. Setiap tahun, Jepang mampu menggaet sekitar 20 juta wisatawan mancanegara.

“Relasi yang baik telah mendatangkan keuntungan bagi Banyuwangi dalam membangun jejaring internasional. Saya sudah sampaikan ke tim Badan Perencanaan Pembangunan Banyuwangi yang diberangkatkan ke Jepang untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik,” ujar Anas, Senin (19/2).

Sebelumnya, Anas pada akhir Januari lalu bertemu dengan Konsul Jenderal Jepang, Masaki Tani. Dalam perbincangan itu, Anas berharap bisa memperkuat jaringan pengembangan pariwisata dengan Jepang, terutama dalam memperkuat desa wisata berbasis adat tradisi. Jepang terkenal berhasil membangun wisata berbasis adat tradisi seperti Desa Shirakawa-go, sebuah desa tradisional di Pulau Honshu Jepang.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah Jepang, dan tentu kami berharap relasi yang baik ini berlanjut dengan langkah teknis yang bisa membantu kami mendorong pengembangan wisata," kata Anas.

Anas juga menjadikan momentum ini sebagai pintu untuk menggaet wisatawan Jepang ke Banyuwangi. Selama ini, wisatawan Jepang ke Banyuwangi banyak mengunjungi Kawah Ijen, namun jumlahnya tak sampai 3.000 per tahun. Padahal, potensinya sangat besar.

“Tiap tahun, turis asal Jepang yang ke Bali hampir 240.000. Kalau kita bisa ambil 3 persen saja menarik mereka ke Banyuwangi, sudah dapat 12.000 turis. Maka kita berharap relasi yang baik ini menjadi pintu promosi lebih masif ke publik Jepang,” papar Anas.

Dia secara khusus meminta ASN yang diberangkatkan untuk mempelajari implentasi konsep “Cool Japan” yang sukses membangun perpaduan antara seni-budaya tradisional dan budaya populer kekinian. “Jepang membangun ekonomi berbasis budaya, pemasaran ekonominya sangat halus. Persis seperti Korea Selatan. Itu yang perlu dipelajari khusus di sana,” kata Anas.

Kepala Bappeda Banyuwangi Suyanto Waspotondo menambahkan, ASN Bappeda yang difasilitasi Jepang akan mempelajari detail pembangunan Jepang. Selain itu, akan ke bangunan bersejarah dan menyelami langsung berbagai wujud budaya tradisional. “Tim juga akan diajak tinggal di homestay dan farmstay. Ini sangat sesuai dengan apa yang akan Banyuwangi kembangkan," kata Suyanto. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :