Ajak Ulama dan Kiai Bersama-sama Bangun Banyuwangi

Rabu, 19 Oktober 2011


BANYUWANGI –Guna mensukseskan semua program pembangunannya, Bupati Abdullah Azwar Anas, selalu meminta pendapat dan aspirasi baik dari kalangan akademisi hingga pendapat para ulama dan kiai. Hal itu, terbukti saat menghadiri acara fasilitasi pencapaian halaqoh dari berbagai forum keagamaan sebagai upaya penyelamatan wawasan kebangsaan, di Aula Rumah Sakit Islam Fatimah, Bupati Anas meminta para kiai ikut urun rembug membangun Banyuwangi , termasuk membangun RTH. Sekedar diketahui, dalam forum tersebut hampir seluruh tokoh ulama di Banyuwangi hadir, seperti pimpinan Muhammadiyah, LDII, Pimpinan Cabang NU hingga tokoh-tokoh masyarakat yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan beserta Forum Pimpinan Daerah (FPD) juga hadir di tengah-tengah acara.

Dalam paparannya dihadapan ratusan ulama dan para kiai sepuh tersebut, Bupati Anas yang baru pulang dari mengikuti kuliah singkat di Amerika Serikat itu memaparkan program dan rencana bagaimana merubah wajah Banyuwangi agar tidak ketinggalan dengan daerah lain. Salah satunya, membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah kota Banyuwangi. Diantaranya, Taman Sritanjung dan Taman Blambangan. Mengapa perlu ada RTH? Karena, jelas Bupati Anas, sesuai Undang-Undang No 26 Tahun 2007 disebutkan, wilayah perkotaan wajib ada RTH seluas 26 persen dari luas wilayah seluruhnya. Begitu juga dengan luas wilayah pedesaan minimal harus ada 20 persen RTH. “Untuk Banyuwangi khususnya pedesaan untuk kebutuhan RTH 20 persen telah memenuhi. Sementara di wilayah perkotaan masih kurang,” tutur Bupati. Mengacu undang-undang di atas pemkab akhirnya membuat rencana detail tata ruang wilayah khususnya perkotaan untuk dibuat RTH. Diantaranya, Taman Sritanjung dan Taman Blambangan. Untuk membuat RTH ini tidak mudah, perlu ada penataan baik itu, penataan taman maupun Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sekitar area RTH. Untuk PKL ini, Kami telah berkali-kali koordinasi. Mudah-mudahan mereka mengerti maksud pemerintah. Kami berprinsip tidak menggusur, melainkan menata. Sebenarnya, lanjut Bupati, RTH ini sendiri peruntukannya jelas, selain sebagai tempat wisata lokal juga tempat refreshing masyarakat yang tidak memiliki taman di sekitar tempat tinggalnya. Sehingga dalam penataannya perlu di tata semua kebutuhan masyarakat. Misalnya, di sekitar RTH ada pedestrian atau taman-taman yang penuh bunga.

Mendengar paparan Bupati yang sangat jelas, Rais Syuriah NU KH Hisyam Safaat yang duduk mendampingi Bupati dan Kapolres Banyuwangi, menyambut baik program pemkab. Bahkan, Kiai Hisyam mengaku lebih intens telah menyuarakan program pemerintah yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. “Kami mohon para kiai juga ikut mendukung program Bupati. Sebab kalau saya lihat mulai ada benang-benang yang mengurai masalah di Banyuwangi ini. Mulai bidang pendidikan hingga penataan Banyuwangi lebih baik,” pinta Kiai Hisyam. (Humas dan Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :